News.ciptajasadigital.com JAKARTA – Ribuan pekerjaan dalam negeri Ukraina dapat terancam oleh kebijakan baru Uni Eropa (UE) , terkait tarif impor padat karbon yang digunakan akan datang berlaku tahun depan. UE Berencana menerapkkan tarif baru menghadapi barang impor yang digunakan diproduksi dengan emisi karbon tinggi.
Federasi Pengusaha negara Ukraina mengklaim Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) dapat berdampak signifikan pada ekonomi negara yang mana sedang berperang itu. CBAM ditujukan untuk mengurangi barang-barang asing berpolutan tinggi – yang mana seringkali dapat dibuat lebih besar terjangkau –, serta sanggup merusak apa yang mana disebut transisi hijau Uni Eropa.
Namun laporan CBAM yang tersebut dikeluarkan pada pekan lalu telah dilakukan memberi peringatan bahwa tarif yang disebutkan dapat memunculkan ancaman bagi lebih banyak dari 116.000 pekerjaan dalam sektor baja, komponen kimia, lalu semen Ukraina, yang sangat bergantung pada intensif karbon di prosesnya.
“Tantangan terbesar bagi kami di menerapkan CBAM adalah ketidakpastian, ketidakpastian, serta kurangnya data,” kata direktur utama Stalkanat, Sergey Lavrynenko yakni produsen tali juga serat baja Ukraina.
CBAM dijadwalkan akan datang mulai berlaku pada tahun 2026, dengan tujuan menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih banyak adil dengan mengenakan pajak terhadap barang-barang yang diimpor ke UE yang tersebut tidaklah memenuhi standar lingkungan yang mana ketat. Di bawah skema tersebut, eksportir ke UE harus membeli sertifikat untuk menutupi emisi CO2 mereka.
Dalam laporan terbaru, CBAM dapat berdampak parah pada perekonomian Ukraina, yang digunakan sangat bergantung pada ekspor. Federasi memperingatkan, bahwa pada tahun 2030, Ekonomi Nasional negara Ukraina itu dapat menyusut sebesar 6,4%, ekspor sanggup turun sebesar 6,3%, termasuk pelemahan 9,8% terkait ekspor ke UE.
Kebijakan tarif baru ini berpotensi melindungi produsen Uni Eropa agar tidak ada kalah dari pesaing asing. Sementara Uni Eropa berpendapat skema pajak diperlukan untuk mengatasi pembaharuan iklim, sedangkan Kiev mengklaim akan merugikan industrinya sehingga tidak ada sanggup kompetitif.
“Kami masih belum tahu batas emisi gas rumah kaca secara spesifik untuk hasil kami di tempat UE, bagaimana batas ini akan berubah, berapa biaya sertifikat CBAM, atau bagaimana UE akan memperluas daftar barang yang tersebut terkena pajak,” kata Lavrynenko.
Ukraina ketika ini masih mencoba mencari keringanan atau setidaknya penundaan pada implementasi CBAM. Untuk mengempiskan dampaknya, pejabat negara Ukraina sudah menyerukan dukungan keuangan untuk sektor sehingga sanggup memenuhi persyaratan lingkungan Uni Eropa.